penanya :
Assalamu’alaikum ustad…. saya beberapa waktu lalu dihadapkan dengan orang yang merasa dirinya selalu tersakiti, padahal masalah yang timbul akibat kesalahan dia sendiri. apa yang harus saya lakukan ustad? karena disisi lain saya merasa kasihan, disisi lain saya merasa jengkel karena saya disudutkan sebagai orang yang salah, namun dia selalu menunjukan ke orang-orang kalau dia tidak salah. bagaimana cara menghadapinya ustad??
jawaban oleh : Ustad Khaerul Mu’min, M.Pd.
Fenomena playing victim, atau kebiasaan berpura-pura menjadi korban, sering kita temui dalam interaksi sehari-hari. Individu yang sering memainkan peran korban biasanya melakukannya untuk menghindari tanggung jawab, mencari simpati, atau bahkan memanipulasi situasi. Dalam Islam, perilaku ini tidak dianjurkan karena bertentangan dengan prinsip kejujuran dan keadilan. Berikut adalah cara menghadapi orang yang suka playing victim menurut pandangan Islam dan referensi dari sumber terpercaya.
1. Pahami Motivasinya
Langkah pertama adalah memahami alasan di balik perilaku playing victim. Orang yang berpura-pura menjadi korban sering merasa kurang percaya diri atau memiliki trauma masa lalu. Dalam buku “Psikologi dalam Perspektif Islam” oleh Dr. Achmad Mubarok (2008, Jakarta: RajaGrafindo Persada, hlm. 123), dijelaskan bahwa perilaku manusia sering dipengaruhi oleh kondisi psikologis dan pengalaman masa lalu. Memahami latar belakang seseorang akan membantu kita memberikan respon yang tepat.
2. Jangan Terpancing Emosi
Menghadapi orang yang suka playing victim membutuhkan kesabaran. Jangan langsung terbawa emosi atau menyerang balik. Al-Qur’an mengajarkan pentingnya bersikap tenang dalam menghadapi situasi sulit. Allah berfirman:
“Dan berbuat baiklah kepada manusia sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu…” (QS. Al-Qashash: 77).
Ayat ini mengingatkan kita untuk tetap berbuat baik, bahkan kepada orang yang bersikap manipulatif sekalipun.
3. Konfrontasi Secara Bijak
Jika perilaku playing victim sudah merugikan, penting untuk mengonfrontasi orang tersebut dengan cara yang bijak. Dalam buku “Etika Sosial Islam” karya Prof. Dr. H. Muhammad Amin Abdullah (2015, Yogyakarta: UII Press, hlm. 87), disebutkan bahwa Islam menganjurkan dialog terbuka dan jujur sebagai cara menyelesaikan konflik. Ketika mengonfrontasi, gunakan bahasa yang sopan dan fokus pada fakta, bukan menyerang secara pribadi.
4. Tetap Teguh pada Prinsip
Orang yang playing victim sering mencoba memanipulasi emosi orang lain untuk mencapai tujuannya. Dalam menghadapi ini, penting untuk tetap teguh pada prinsip dan tidak mudah terbawa arus. Imam Al-Mawardi dalam kitabnya “Adab ad-Dunya wa ad-Din” (2004, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, hlm. 67) menekankan pentingnya berpegang pada prinsip kejujuran dan keadilan dalam menghadapi situasi sulit.
5. Doakan Kebaikan untuk Mereka
Islam mengajarkan kita untuk mendoakan orang yang berbuat salah, termasuk mereka yang suka playing victim. Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuannya, maka malaikat akan berkata: ‘Amin, dan bagimu hal yang sama.’” (HR. Muslim, no. 2732).