Menasehati Anak Saat Berdua: Pendekatan Efektif dalam Pendidikan Islam

Menasehati anak merupakan bagian penting dalam pendidikan Islam. Namun, cara memberikan nasihat sangat menentukan efektivitasnya. Salah satu metode terbaik adalah memberikan nasihat saat berdua, tanpa kehadiran orang lain. Pendekatan ini sesuai dengan ajaran Islam yang menekankan kelembutan dan kebijaksanaan dalam mendidik anak.
Pentingnya Menasehati Anak Saat Berdua
Dalam Islam, menjaga perasaan seseorang, termasuk anak, sangatlah penting. Jika seorang anak dinasehati di depan orang lain, ia bisa merasa malu, tersinggung, atau bahkan memberontak. Oleh karena itu, menasehati anak secara pribadi menjadi cara yang lebih efektif untuk memastikan pesan diterima dengan baik.
Ibn Qayyim al-Jauziyah dalam kitab Tuhfatul Maudud bi Ahkam al-Maulud menjelaskan bahwa anak-anak membutuhkan pendekatan yang penuh kelembutan dan kasih sayang agar mereka tidak merasa tertekan. Pendidikan dengan metode lemah lembut akan lebih mudah diterima dan tidak menimbulkan trauma pada anak.[1]
Metode Efektif dalam Menasehati Anak
  1. Memilih Waktu yang Tepat
    Nasihat akan lebih efektif jika diberikan saat anak dalam keadaan tenang dan siap mendengarkan. Rasulullah SAW sendiri mencontohkan bagaimana beliau berbicara dengan penuh kelembutan kepada anak-anak dan memberikan nasihat tanpa memaksakan kehendak.[2]
  2. Menggunakan Bahasa yang Lembut
    Menggunakan bahasa yang lembut dan tidak menyakiti hati anak akan membuat mereka lebih mudah menerima nasihat. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa yang tidak memiliki kelembutan, maka ia akan kehilangan kebaikan.” (HR. Muslim No. 2592).
  1. Menghindari Nada Menghakimi
    Menyalahkan atau menghakimi anak justru akan membuat mereka menutup diri. Al-Syaibani dalam Tarbiyatul Aulad fil Islam menjelaskan bahwa orang tua harus menasehati anak dengan cara yang membangun, bukan dengan kritik tajam yang melemahkan semangat mereka.[3]
  2. Memberikan Contoh Nyata
    Anak-anak lebih mudah memahami nasihat jika diberikan contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Adab al-Mufrad, Imam al-Bukhari mengutip bagaimana Rasulullah SAW menasehati Abdullah bin Abbas dengan contoh konkret yang mudah dipahami anak-anak.[4]
  3. Mendoakan Anak Setelah Memberikan Nasihat
    Doa orang tua memiliki dampak besar dalam kehidupan anak. Setelah menasehati, biasakan untuk mendoakan anak agar mereka mendapatkan hidayah dan keberkahan dalam hidupnya.[5]
Kesimpulan
Menasehati anak saat berdua adalah metode yang lebih efektif dibandingkan menegur di depan umum. Dengan memilih waktu yang tepat, menggunakan bahasa yang lembut, serta memberikan contoh nyata, anak akan lebih mudah menerima nasihat. Rasulullah SAW telah memberikan teladan dalam mendidik anak dengan kasih sayang dan kebijaksanaan. Oleh karena itu, orang tua hendaknya menerapkan metode ini dalam mendidik anak agar mereka tumbuh menjadi pribadi yang berakhlak mulia.
Sumber Refrensi :
[1] Ibn Qayyim al-Jauziyah. (2003). Tuhfatul Maudud bi Ahkam al-Maulud. Riyadh: Darussalam, hal 125
[2] Muslim, 2003, Sahih Muslim, Riyadh: Darussalam, hal. 152
[3] Al-Syaibani, Omar Muhammad. (1993). Tarbiyatul Aulad fil Islam. Kairo: Darul Kutub, hal 87.
[4] Al-Bukhari, Imam. (1997). Adab al-Mufrad. Riyadh: Darussalam, 45
[5] Ibnu Katsir, 2004, Tafsir Ibnu Katsir, Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i, hal. 215

Ustadz. Khaerul Mu'min, M.Pd

Learn More →